SELAMAT DATANG DI WILAYAH ANTI KRITIK !!!

SELAMAT DATANG DI WILAYAH ANTI KRITIK !!!

Saturday, May 26, 2007

Fauzi bisa gugur kalau aturan ditegakkan

Fauzi Bisa Gugur

Saat pembahasan profil para Cagub, sosok Fauzi Bowo paling mendapat sorotan peserta diskusi. Misalnya, moderator Daniel Awigra mempertanyakan kepada Wimar mengenai mengapa visi dan program Fauzi tidak diketahui? Apakah memang belum pernah tampil di acara Gubernur Kita?

“Fauzi Bowo belum pernah datang dan tidak akan datang selama saya menjadi panelis di acara tersebut,” jawab Wimar seraya disambut tawa dan tepuk tangan peserta. Fauzi merasa dirinya cukup hanya tampil dalam poster, stiker, spanduk, dan iklan televisi yang mempergunakan dana APBD berkedok ulang tahun Jakarta dan kebangkitan nasional. Iklan tersebut yang kerap tampil saat acara Gubernur Kita yang live di Jak-TV membahas visi, misi, dan program calon gubernur.

Terkait penggunaan uang APBD untuk iklan kampanye, Ketua Cetro Hadar N. Gumay mengatakan iklan bertema ulang tahun Jakarta dan kebangkitan nasional tidak mungkin memakai uang sendiri. Itu tentu memakai uang APBD. Dalam aturan Pilkada, perbuatan tersebut ada ancamannya. “Itu bisa membatalkan Fauzi sebagai calon,” kata Hadar. Kendati demikian, Hadar melihat sanksi aturan tersebut sulit dijatuhkan kepada Fauzi karena belum mendaftarkan diri ke KPUD dan saat ini belum masa waktu kampanye Pilkada Jakarta.

Menurut Hadar, ini adalah sesuatu yang salah dan bisa menjadi pertimbangan para pemilih di Jakarta. “Kalau saat menjadi calon saja sudah melakukan tindakan begitu, bagaimana saat memimpin nanti,” kata dia.

Sosok Fauzi juga diragukan akan membongkar kasus-kasus korupsi di pemerintah DKI Jakarta. Ini diantaranya terlihat ketika Wimar menanyakan ke peserta apakah yakin Fauzi akan mengungkap kasus korupsi? Dijawab peserta, “Tidak mungkin.”
sumber :

Perspektif Online
19 May 2007

Pilkada DKI: Apakah Adang dan Fauzi Layak Dipilih?

Cagub Takut Debat, Jangan Dipilih

JAKARTA - Cagub yang tidak pernah mengikuti debat publik tidak usah dipilih dalam Pilkada nanti. Sebab debat publik sangat penting untuk memperkenalkan visi, dan tujuan cagub.Kata Sukardi Rinakit.

Fauzi Bowo hakul yakin bakal menang dalam Pilkada 2007 yang akan digelar Agustus mendatang. Padahal menurut Sukardi Rinakit, meski ia telah didukung oleh partai-partai besar belum tentu kemenangan berpihak pada pria yang saat ini masih mendampingi Sutiyoso itu, karena menurutnya ia tidak pernah hadir jika dirinya diminta datang dalam setiap acara debat Calon Gubernur yang digelar oleh berbagai institusi.

"Belum tentu dia (Fauzi Bowo) yang terpilih, dia terlalu yakin. Saya merasa dia sudah merasa menang di atas kertas karena banyak mendapat dukungan dari partai-partai besar," katanya.

Ia menginginkan agar cagub yang tidak pernah mengikuti debat publik tidak usah dipilih dalam Pilkada nanti. Sebab debat yang diselenggarakan oleh berbagi institusi sangat penting untuk memperkenalkan visi, serta tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh seorang calon gubernur sebagai gambaran untuk masyarakat agar memperoleh pemimpin yang tepat.

"Calon untuk Jakarta harus orang yang berani, sebaiknya Fauzi Bowo (Foke) hadir dalam setiap kali acara debat," ujarnya.

Hal ini menurutnya sangat penting bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga bagi calon gubernur yang akan dipilih karena dapat memperoleh masukan sebagai ide dalam perbaikan Jakarta ke depan.

"Foke sebaiknya hadir untuk menyampaikan kepada publik apa yang ingin disampaikan serta tujuan apa yang ingin dicapai kepada publik. Jadi siapapun kandidat jangan irit untuk memberikan statemen politik kepada wartawan, karena wartawan sebagai jembatan publik," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sejauh ini ketiga calon masih berada dalam satu level baik dalam kemampuan ekspresif maupun segala macam.

"Saya belum bisa membaca sama sekali siapa yang menang, tapi kalau sudah kampanye mungkin kelihatan," tambahnya usai menggelar acara Diskusi Publik "Mencari Pemimpin Jakarta 2007â" yang berlangsung di Puri Agung Hotel Sahid, Jakarta, Jumat malam (25/5/2007).

sumber: Okezone

Ancaman Bagi Kebebasan





(berpolitik.com): Pemecatan terhadap Wimar Witoelar merupakan ancaman bagi siapapun. Pasalnya, meski tindakan semena-mena itu tertuju pada seseorang, namun terjadinya di ranah publik yang bernama televisi.

Dalam pandangan pengamat Politik, Ray Rangkuti, jika benar pemecatan Wimar melibatkan tangan-tangan kekuasaan, sudah sepatutnya semua pihak mulai waspada. Baginya ini sinyal buruk bagi kebebasan individual, apalagi terjadinya di ibukota negara. "Ini bukan lagi persoalan Wimar, tapi persoalan kebebasan di ruang publik." ujar Ray Rangkuti, kordinator Lingkar Madani tatkala dihubungi berpolitik Kamis (24/5) malam.

Masyarakat,kata dia, sudah saatnya untuk lebih waspada. Pemecatan itu menunjukkan adanya kecenderungan penggunaan mesin birokrasi dan politik untuk kepentingan golongan atau individu tertentu. "Ini jelas ancaman bagi kebebasan," katanya.

Secara khusus Ray meminta pihak televisi agar lebih tegas bersikap. "Pengelola televisi sudah saatnya tidak gentar terhadap setiap ancaman yang dilontarkan siapapun. Pengelola televisi harus berani bilang tidak. Sekali menuruti, maka selamanya televisi bakal terus diintervensi," ingatnya.

Selain itu, Ray juga berharap DPRD Jakarta juga memberikan peringatan terhadap pejabat publik agar tidak mempergunakan dana APBD untuk kepentingan individunya, termasuk untuk berkampanye. Jika DPRD berani melakukan teguran, maka KPUD Jakarta juga secara moral juga bisa meminta kepada para bakal calon kepala daerah untuk tidak mempergunakan dana publik bagi kepentingan kampanyenya.


Dibilang Berhalangan hadir
Sementara itu, acara Gubernur Kita (GK) mulai Kamis malam (24/5) mulai tampil tanpa sosok Wimar sebagai panelis yang mewakili (suara) publik. Ketika membuka acara, Effendi Ghazali yang bertindak sebagai host menyatakan ketidakhadiran Wimar karena yang bersangkutan berhalangan hadir.

Narasumber malam itu, Sarwono Kusumaatmadja menyayangkan ketiadaan Wimar dalam acara GK. Menanggapi komentar Sarwono itu, Effendi bilang,"Bagi kami, kita tetap membutuhkan Wimar untuk mengawal pilkada."

Ketika dihubungi seusai penayangan acara GK itu, Wimar kembali menegaskan ketidakhadirannya dalam acara tersebut bukan karena dirinya berhalangan hadir namun karena memang sudah tidak diperkenankan lagi oleh pihak pengelola televisi. "Saya diberhentikan,"tegasnya kepada berpolitik.com via telepon, Kamis malam (24/5).

Menurut pengelola perspektif online ini, sudah dua bulan terakhir ini Produser Jak TV, Martin Mohede, membujuk dirinya agar mau mengundurkan diri dari GK. Aksi persuasif itu dilakukan karena penutupan acara Wimar's World (baca laporannya:di sini), nyatanya tak menghambat Wimar untuk terus menyampaikan komentar-komentarya yang tajam, meski sering diimbuhi dengan gurauan di sana-sini dalam acara tersebut."Sorry nih kita sudah tidak bisa bekerja. Pak Sutiyoso nggak mau datang, kita tak bisa (meliput) ke balaikota," ujar Wimar mengulang pernyataan pihak Jak TV kepada dirinya ketika menyampaikan penutupan Wimar's World.diimbuhinya, "Jadi tekanannya bukan dalam bentuk fisik."

Mulanya, kata Wimar, dirinya diminta agar bicaranya tidak terlalu bebas. Ketika balik ditanya apa definisinya, pihak Jak TV kebingungan sendiri. Akhirnya mereka meminta Wimar tak lagi menyebut-nyebut nama Sutiyoso.Sepertinya Gubernur Jakarta ini merasa tak sreg dengan pernyataan-pernyataan Wimar. "Rupanya orang yang tak suka dengan saya merasa lebih mudah menekan Jak TV ketimbang menekan saya,"ujar WW, begitu ia biasa disapa kalangan dekatnya.

Karena itu Wimar berkesimpulan, komentar-komentarnya soal iklan Fauzi Bowo hanyalah pemicu saja. Akar permasalahannya bukan soal itu. Pihak direksi Jak TV khawatir dukungan Sutiyoso terhadap mereka bakal putus sama sekali. "Harusnya jika Jak TV itu memang pendukung Sutiyoso, mereka jangan mengundang panelis independen seperti saya. Cukup undang panelis yang jadi tim suksesnya salah seorang kandidat saja," ujar bekas juru bicara kepresidenan di masa Gus Dur ini.

Martin Mohede, produser acara Jakarta TV, menyangkal adanya tekanan dari siapapun dibalik pemecatan Wimar. Kepada detik.com (21/5), Martin menegaskan, pemberhentian tersebut dilakukan karena Wimar dinilai telah melanggar komitmen bersama, yaitu tidak menjelek-jelekan orang lain.

Yang menarik, Kepada Media Indonesia (23/5), Martin mengajukan argumentasi yang berbeda. Pemberhentian itu, kata dia, terkait dengan upaya perubahan untuk menunjang proses kreativitas dan proses penyegaran secara bertahap. "Pergantian ini dilakukan supaya memberi warna baru. Mungkin kami akan terus mengganti panelis supaya acara ini tetap menarik,"katanya.

Ketidakonsisten argumentasi Martin jelas mengundang tanya. Bahkan menguatkan sinyalemen adanya sesuatu dibalik pemecatan Wimar itu. Sebagaimana dinyatakan Faisal Basri, hal itu jelas akan menganggu kredibilitas acara GK. Tak heran jika Wimar turut khawatir terhadap keberlangsungan acara GK.

"Yang paling wajar itu kalau saya diberhentikan oleh Gubernur Kita. Karena saya diberhentikan oleh Jak TV, GK semestinya harus ambil sikap."Kalau tak ambil sikap, (GK) harus hati-hati dengan publik. Bukan karena mereka mendukung saya, tapi mendukung kebenaran," ingatnya. Sebagaimana diketahui, acara GK merupakan hasil kerjasama Effendi Ghazali berserta tim dengan Jakarta Televisi.

Wimar menegaskan dirinya ikhlas saja diberhentikan."Saya hanya minta adanya kejujuran dalam proses (pemberhentian) ini. Sudah biasa kok saya diberhentikan. Kalau sudah tidak sesuai kebutuhan, ya diberhentikan saja. Yang membuat saya penasaran, kenapa harus bilangnya Wimar berhalangan hadirlah."

Menyitir kalimat populer dari sebuah iklan rokok, "tanya kenapa?"

sumber :
berpolitik.com

Kritisi Fauzi Bowo, Wimar 'Ditendang' dari 'Gubernur Kita'

Jakarta - Diduga lantaran mengkritik calon gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Wimar Witoelar diberhentikan sebagai panelis tetap dalam acara talk show 'Gubernur Kita' yang ditayangkan JakTV.

"Saya diberhentikan tadi pagi. Disampaikan secara lisan, berkali-kali berhubungan dengan staf saya," ungkap Wimar saat dihubungi detikcom, Senin (21/5/2007).
Pernyataan lisan itu, menurut Wimar, disampaikan oleh Produser JakTV Martin Mohede. "Janjinya mau memakai surat, tapi sampai malam ini belum saya terima," kata Wimar.
Apa alasan Martin memberhentikan Wimar sebagai panelis dalam acara yang digelar setiap Kamis malam itu? "Dia minta saya mengundurkan diri karena mengganggu kenyamanan Fauzi Bowo," kata Wimar menyebutkan alasan Martin.
Wimar menyebutkan JakTV telah dihubungi oleh para staf Fauzi Bowo usai acara 'Gubernur Kita' pada Kamis 17 Mei 2007 lalu. Tak lama setelah acara usai, Martin, seperti diungkapkan Wimar, dihubungi oleh para staf Fauzi Bowo.
"Dia (Martin) bilang atas konsultasi dengan mereka, saya dikeluarkan," kata Wimar.Acara 'Gubernur Kita' ini telah berlangsung sejak Agustus 2006. Selain Wimar, panelis lain dalam acara yang dipandu Effendi Ghazali ini adalah Ryaas Rasyid. (aba/sss)

sumber : detikcom

Wimar Dipecat dari Gubernur Kita - Jak-TV Mengaku Ditekan

Perspektif Online
22 May 2007

Bukannya Foke muncul, malah Wimar menghilang.

Bukannya kampanye curang dihentikan, malah yang nanyain dihentikan.

Sudah berminggu-minggu semua orang termasuk Wimar menunggu kehadiran Fauzi Bowo, satu-satunya Calon Gubernur yang belum memenuhi undangan ke Gubernur Kita untuk memperkenalkan diri ke pemilih dan menerangkan visi dan misi sebagai Gubernur mendatang. Padahal banyak sekali pertanyaan untuk Bang Foke, antara lain mengenai niat dia sebagai penerus Gubernur Sutiyoso dan mengenai kampanye terselubung menggunakan duit rakyat.

Setelah episode Gubernur Kita Kamis lalu masih menyinggung etika kampanye Fauzi Bowo, Jak-TV mengaku ke WW mereka ditekan oleh orang Fauzi Bowo, dan akhirnya hari Senin pagi (21/5) memberhentikan Wimar dari tugas panelis Gubernur Kita.

Effendi Ghazali (moderator), Ryaas Rasyid (masih panelis), Wimar Witoelar (mantan panelis)

Pemberhentian ini pertama dilaporkan oleh berpolitik.com, Wimar Dipecat dari Gubernur Kita!

Akhirnya terjadi juga. Wimar Witoelar resmi dipecat sebagai panelis dalam acara Gubernur Kita yang mengudara setiap Kamis malam di Jakarta TV. Pemberhentian itu sebenarnya sudah diproses sejak Jumat lalu (18/5). Pihak Jak TV sudah bertemu dengan staf Wimar. Dalam pembicaraan itu, Jak TV meminta Wimar mengundurkan diri. Pasalnya, pihak stasiun yang antara lain sahamnya dimiliki oleh Eric Thohir ini mendapat banyak SMS dari yang mereka sebut sebagai "orang-orang penting" perihal omongan Wimar yang mempersoalkan iklan terselubungnya Fauzi Bowo.

Ketika dihubungi per telpon siang ini (21/5), Wimar setengah bergurau masih sempat bilang, "Ini bab dua, kelanjutannya, he..hee. Kali ini atas perintah orang-orang sekitarnya Fauzi Bowo."

Baca wawancara pertama Wimar mengenai kasus ini di berpolitik.com

Kemudian detikcom juga melaporkan, Kritisi Fauzi Bowo, Wimar Ditendang dari Gubernur Kita:

"Saya diberhentikan tadi pagi. Disampaikan secara lisan, berkali-kali berhubungan dengan staf saya," ungkap Wimar saat dihubungi detikcom, Senin (21/5/2007). Pernyataan lisan itu, menurut Wimar, disampaikan oleh Produser JakTV Martin Mohede.

Apa alasan Martin memberhentikan Wimar sebagai panelis dalam acara yang digelar setiap Kamis malam itu? "Dia minta saya mengundurkan diri karena mengganggu kenyamanan Fauzi Bowo," kata Wimar menyebutkan alasan Martin.

Saat ditanya wartawan yang sama, pihak JakTV memberikan alasan yang berbeda: JakTV Bantah Ditekan Fauzi Bowo:

"...Ini semata masalah Wimar keluar dari komitmen," ungkap Produser Eksekutif 'Gubernur Kita' JakTV Martin Mohede dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (21/5/2007). Menurut Martin, saat acara itu digagas, terjalin komitmen tidak boleh menjelek-jelekkan orang lain. "Kita komitmen acara ini untuk cari solusi. Boleh kritis, tapi ujung-ujungnya solusi," jelas Martin.

Martin Mohede, Produser Eksekutif 'Gubernur Kita'

Masih mencari siapa yang menekan, detikcom bertanya ke Fauzi Bowo Center yang menjawab: Fauzi Bowo Tidak Menekan JakTV:

"Waduh, fitnah itu. Nggak kepikiran kita melakukan itu," cetus Direktur Fauzi Bowo Center, Makmun Amin, saat dihubungi detikcom, Senin (21/5/2007). Menurut Makmun, Fauzi Bowo sendiri tidak pernah berkomentar apa-apa atas acara 'Gubernur Kita' itu. "Tidak logis itu. Tidak pernah juga terlintas di tim pendukung untuk menghubungi JakTV itu," kata Makmun.

Siapapun yang menekan pasti tidak akan mengaku, tapi siapa sih yang diuntungkan dari pemecatan ini? Menurut Faisal Basri dalam liputan berpolitik.com: Citra Fauzi Justru Makin Buruk:

...pemecatan terhadap Wimar sebenarnya justru makin merugikan citra Fauzi Bowo sendiri. Menurut Faisal, tak soal apakah yang melakukan itu orang-orang dekatnya atau memang atas kehendak dirinya sendiri. Selama Fauzi membiarkan atau tak membantahnya, berarti dia bisa dianggap menyetujuinya. Jadi, "Jangan salahkan orang lain jika ada anggapan, 'baru jadi calon saja sudah begitu, bagaimana jika sudah benar-benar jadi Gubernur," ujarnya prihatin.

Sama dengan saat JakTV memberhentikan acara rating tertingginya sendiri, Wimar's World, Wimar tidak ingin berita ini menjadi soal dirinya. Don't worry, WW sih baik-baik saja, karena secara pribadi sudah biasa dibredel sejak jaman Perspektif, Selayang Pandang, Dialog Aktual. Yang perlu dikasihani justru adalah media, penonton, dan kredibilitas acara Gubernur Kita.

Apakah penonton masih bisa percaya acara mengenai Pilkada yang ceritanya mengangkat semua masalah tapi sekalinya mengangkat soal etika kampanye, satu panelis independen dipecat, sementara satu panelis yang disimpan adalah ketua salah satu partai pendukung Fauzi Bowo merangkap anggota tim sukses Fauzi Bowo, dalam acara yang disponsor iklan Fauzi Bowo di setiap break, dari stasiun yang bisnis pemiliknya sangat tergantung pada kelompok Sutiyoso-Fauzi? Jawabannya ada di Anda sendiri...

Kita semua pemilih pemula...

Cerita Di Balik Layar Gubernur Kita

Masih belum bosan dengan cerita menyedihkan ini dan ingin dengar langsung dari Wimar? Silakan simak transkrip wawancara Wimar di Radio Utankayu 89,2FM KBR 68H Senin (21/5) malam mengenai Gubernur Kita dari awal sampai sekarang dan permasalahan JakTV, beserta SMS dari pendengar radio:

Host Sandra Sahelangi: Selamat malam, bung Wimar?

Wimar Witoelar: Selamat malam, dengan Sandra ya?

SS: Betul sekali. Saya sebenarnya bingung ini mengucapkan selamat atau prihatin atas pemecatan anda. Kalau selamat mungkin karena pemecatan anda berhasil menunjukan kualitas pejabat publik kita dimata masyarakat, prihatin kenapa anda yang harus dieliminasi?

WW: Saya kira, fokusnya jangan pada saya, karena saya sudah hidup lama dalam situasi begini, tapi apa keadaan media kita dan kekuasaan pada saat ini, ya itu saya prihatin.

SS: Sudah deal dihentikan ya?

WW: Sudah ditelepon sebetulnya. sudah beberapa kali pertemuan dengan staff saya. yang terakhir kemaren sore, saya juga ikut. Rupanya mereka itu sebetulnya ingin saya mengundurkan diri jadi kan lebih mudah, tapi saya rasa kalau saya mengundurkan diri itu tidak fair terhadap orang yang mendukung pendapat-pendapat yang seperti saya ini, kok begitu kita menunjukkan suatu korupsi besar dari salah satu calon, dimarahin lalu mundur. lalu saya bilang kalau mau berhentikan silahkan karena ini acara anda tapi saya tidak akan mengundurkan diri. Jadi dia bilang, "Baiklah, kita tunggu rapat board dan kami bertahu". Jadi saya bilang, "Saya dikasih tahu dong sebelum kamis", kamis malam acaranya supaya saya gak dateng ke studio. kalau saya diberhentikan saya tidak datang, kalau tidak dikasih pemberitahuan ya saya datang. Terus saya bilang "Kalau bisa, kalau diberhentikan pakai surat jangan kayak pada waktu pemberhentian yang dulu", itu yang Wimar’s World tidak ada suratnya jadi komentar Jak-TV itu rada membingungkan masyarakat. Jadi dia janji ok, kita akan rapat board dan kita akan kasih surat, tapi rupanya tadi pagi 7.30 sudah ada telepon kepada rekan saya Susy Magdalena memberitahukan bahwa saya diberhentikan, tapi saya tidak tahu jam berapa rapatnya karena kemaren saya sampai malam gitu ya. Terus waktu ditanya suratnya, ya akan datang siang tapi sampai tadi, sampai sekarang, tidak datang jadi saya pikir kalau ditanya ya saya cerita saja seadanya. janjinya ada surat tapi tidak ada. tapi yang jelas diberhentikan.

SS: Saya juga agak jarang nonton acara itu, mungkin bisa dijelaskan dulu ke pendengar, nanti akan ada interaktif bersama dengan anda, sudah ada pendengar yang ingin ngobrol dengan anda, bisa dijelaskan secara singkat format Gubernur Kita seperti apa?

WW: Pada awalnya kelihatannya acara bagus, sebab udah lama ini, bulan Agustus atau September 2006, saya diundang oleh Effendi Ghazali dan oleh Produser Jak-TV saudara Martin Mohede untuk ikut jadi panelis dalam acara yang maksudnya untuk sosialisasi Pilkada menjelaskan sistemnya dan ikut memantau kelancarannya dan nantinya yang akan menarik, ikut menilai para calon gubernurnya. Wah asyik juga. Terus saya tanya, apa yakin mau minta saya, sebab Jak-TV ini saya tahu banyak dipengaruhi Pak Sutiyoso dan orang tahu, saya kritis terhadap semua orang yang korup, termasuk Sutiyoso tentunya. Jadi kalau ngundang saya, konsekuensinya saya akan bicara seperti saya biasanya bicara. tapi mereka bilang kita mau mengajarkan demokrasi. Saya sendiri tidak mencari alasan khusus untuk menyerang satu orang, tapi kalau masalah itu muncul ya saya tanya misalnya Busway korupsi kan panitianya sudah diadili masuk penjara, suppliernya sudah diadili masuk penjara, tapi mereka itu sebelum dibawa pergi katanya hanya melakukannya atas instruksi Gubernur. Saya mau tanya "ini betul tidak?", tapi setiap saya tanya begitu orang resah.

Mempersembahkan show baru: Gubernur Kita! (Oktober 2006)

SS: Kalau Fauzi Bowo ini kritikan apa sih, sampai kemudian anda bisa dieliminasi?

WW: Sebetulnya pertama pertanyaan mengapa dia tidak pernah mau datang. Karena semua calon Gubernur, baik yang masih bakal calon, maupun yang sudah agak fix, semua itu sudah datang berderetan, Eddi Waluyo, Bibit Waluyo, Faisal Basri, Sarwono, Agum Gumelar sebutlah semua orang itu. Kalau di Indonesian Idol tuh yang babak pertama hadir semua tapi Fauzi Bowo sampai saat ini belum hadir, waktu itu ada 2 yang belum hadir pak Adang dan Fauzi Bowo jadi saya bilang: "Datang dong, supaya kita bisa tanya" sebab banyak pendukung kami, sebab acara kami ini didukung oleh website www.perspektif.net yang anda bisa buka juga nanti malam ini, atau besok pagi, dimana banyak pertanyaan yang dititipkan dari masyarakat. Jadi kalau tidak datang saya tidak bisa tanya, sampai saat ini saya belum pernah ketemu Fauzi Bowo itu seumur hidup, Adang Dorodjatun juga belum tapi waktu pak Adang datang, dia datang, dia senyum, dengan baik-baik, mencoba menjawab pertanyaan sebisa dia dan saya sih tidak maksa, kalau saya sudah tanya, dan dia sudah jawab, silahkan penonton menilai jawabannya bagus atau tidak, juga menilai pertanyaan saya fair atau tidak, ini kan kami yang menyelenggarakan acara, penonton yang menilai.

SS: Tapi Fauzi Bowo tidak pernah datang ya?

WW: Tidak datang-datang. Tapi dia bilang alesannya umroh, ini, itu.

SS: Berikut katanya mengkritik iklan?

WW: Iya, jadi saya bilang, selagi dia tidak datang lalu di breaknya keluar iklan dia. Jadi saya tanya pada produser, "kok lucu ya, acara kita disponsor Fauzi Bowo". Jadi acara yang pura-pura HUT DKI, padahal "mau maju pilihlah yang mampu, Fauzi Bowo" gitulah, tidak hafal, pasti anda tahu iklannya. Jadi setiap station break iklan Fauzi Bowo, calon lain tidak ada iklannya. Adang Daradjatun tidak ada, yang lain pun yang masih dinantikan calonnya itu tidak ada, jadi lucu sekali. Saya mulai rada resah disitu, jadi saya bilang pak Fauzi, datang dong, karena ada iklan itu, terus ada billboard besar di Slipi dan di mana-mana, Selamat Hari Pendidikan Nasional, Hari Ulang Tahun Jakarta DKI fotonya Fauzi Bowo jadi saya pikir, itu kan poster acara DKI, jadi pakai uang DKI, masa sih pakai uang pribadi. Kalau pakai uang DKI kenapa gambar Fauzi Bowo kalau Hari Pendidikan Nasional kenapa bukan gambar buku, gambar sekolah, tapi kok gambar Fauzi Bowo, kalau harus orang kenapa Fauzi Bowo kan Gubernur-nya Sutiyoso. Jadi ya itu banyak pertanyaan yang saya lemparkan yang oleh pihak sana barangkali dianggap sebagai sinis, ya mungkin sinis.

Katanya ini bukan kampanye

SS: Ini terbalik dengan kontes idol, juri yang dieliminasi bukan peserta. Ok bung Wimar, kita sudah bersama dengan penelepon, yang langsung akan berkomentar dengan anda pak Yusuf silahkan?

Pak Yusuf: Selamat malam Pak Wimar Witoelar?

WW: Selamat malam pak Yusuf

Pak Yusuf: Begini pak Wimar, jadi saya sebetulnya itu agak jengkel. Kenapa itu calon dipentolkan jadi calon Gubernur, calon ini ternyata tidak mau dikritik, lebih bagus Gubernur Sutiyoso. saya kemaren waktu kritik Sutiyoso itu sampai marunda, dia tidak beres, dan dia terima. Tapi kalau toh memang seorang Fauzi bagaimana dia bisa mengatur warga Jakarta yang tertuju kepada ketua DPRD.. coba kritik itu calon? Tidak tepat itu.

SS: Baik terimakasih, Pak Yusuf di Jakarta Utara. Ini masih beruntung Pak Yusuf, Sutiyoso masih menerima kritik pak Yusuf. Tapi anda tidak ya, Wimar’s World dieliminasi karena itu kan pak?

WW: Wimar’s World langsung sebetulnya, menurut direksi Jak-TV sekarang saya bisa cerita karena sudah selesai ceritanya. Menurut direksi Jak-TV melalui Pak Martin, sebetulnya Pak Sutiyoso itu ingin saya hilang sama sekali dari Jak-TV, bahkan waktu itu dia mengeluarkan karena Jak-TV tidak saja mengeliminir saya, karena acara Wimar’s World kami itu rated No.1-2, paling sukseslah ya. Dan di Gubernur Kita, katanya kalau saya datang itu rating tinggi, kalau saya ke luar negeri, ratingnya turun. Jadi Jak-TV sangat baik pada saya, sampai saat ini pun Jak-TV, Effendi Ghazali, baik pada saya, makanya dengan sangat menyesal mereka bilang, Pak Sutiyoso rupanya tidak senang anda di sini, bagaimana kalau anda istirahat sampai Pilkada selesai, dengan asumsi barangkali Fauzi Bowo yang menang. Saya bilang ya tidak usah ada deal istirahat. kalau diberhentikan berhentikan. kalau tidak, tidak. tapi saya rasa sebagai kawan kalau anda berhentikan saya dari Gubernur Kita, kali orang akan ribut, lalu dia pikir kalau Wimar’s World itu tidak membahas pilkada secara khusus, juga bukan politik keras, bicara damai-damai saja karena saya senang percakapan tenang selama 1 jam, malah itu diberhentikan. tidak fair. padahal acara itu harmless tidak menganggu siapa-siapa, tapi sekedar supaya saya tidak ada di Jak-TV. Rupanya setelah Wimar’s World hilang saya kan tetap ada tiap minggu tetap bicara jadi akhirnya mereka putuskan, tadinya mau minta saya mengundurkan diri tapi karena saya tidak mau, diberhentikan, yang adalah sepenuhnya hak mereka secara legal.

SS: Banyak sekali pesan pendek yang masuk dan hampir semuanya mendukung anda bung Wimar?

WW: Mendukung media transparansi. saya sih ya sudah berhenti saja. Jangan dipersoalkan lagi

Nindya: tidak mau dikritik ya, tidak usah ke politik, tidak mau ke pusaran, katanya pergi ke hutan.

Tia: Belum jadi Gubernur saja sudah difaktor belum lagi dana APBD dibuat kampanye, serahkan kepada ahlinya, ahli tilep uang, ahli membungkam kaum yang kritis bencana untuk DKI.

Pak Dodo: Inilah Indonesia gaya Soeharto, masih menderita di Tanah Air kita. Sepetinya Fauzi Bowo jadi Soeharto jilid 2.

Faiz: Bubarkan saja acara Gubernur Kita kalau pemilik Jak-TV takut sama pejabat tertentu.

WW: Itu sangat betul, sangat serius. Jadi saya pikir apa nilainya Gubernur Kita, kalau dia sudah menjadi acara Fauzi Bowo Kita, iklannya Fauzi Bowo, panelis yang mengkritik dia dihentikan, satu panelis sangat pro pada Fauzi Bowo, jadi mau apalagi kasihan Effendi Ghazali kredibilitasnya berkurang nanti jangan-jangan kebawa ke Republik Mimpi bahwa acara ini hanya entertainment saja bukan betul-betul pendidikan politik.

SS: Ok, jadi anda melihat bahwa perjalanan Gubernur Kita nanti akan berat sebelah?

WW: Tidak, menurut saya sudah tidak ada nilainya. sayang uang dan sayang waktunya. lebih baik kalau sudah ada tukul, nonton tukul gitu ya. Karena di acara ini tidak ada political education, bagaimana kita mau mendidik orang untuk kritis misalnya, kalau orang yang kritik diberhentikan. Yang tegas-tegas saja.

SS: Ini ke depan anda akan balik menuntut atau seperti apa?

WW: Tidak-tidak, saya tidak ada tuntutan sama sekali. Saya kan kalau anda ikuti kehidupan saya barusan saja saya di acara café ketemu Sophia Latjuba, nyanyi, kemaren saya shooting film. Jadi kehidupan saya itu sudah kehidupan yang sangat pribadi dan tenang. Tapi waktu itu bulan Agustus saya diminta oleh Jak-TV dan Effendi Ghazali untuk ikut jadi panelis supaya Gubernur Kita ini lebih tajam, lebih kritis, lebih humor, lebih rame, gitu ya. Ya saya ikut, saya tidak memiliki acara itu, jadi saya diajak, saya ikut, terus saya disuruh berhenti ya berhenti. Seperti misalnya ada bus mau ke Bandung, terus saya karena supir pengalaman ikut deh dengerin ada bunyi-bunyi di bus ini, barangkali kalau ada kerusakan ada yang kasih tau, terus saya ikut, terus ada kerusakan saya kasih tau, itu tuh di depan ada begini itu rodanya barangkali saya bisa betulin. Dia bukannya melihat penyakitnya, silahkan anda turun deh di Purwakarta, saya pulang naik bus saja, kembali ke kehidupan saya semula. Semua acara TV saya itu atas undangan, saya tidak pernah minta. Wimar’s World pun diundang, dulu City View, saya itu diundang terus diberhentikan, ya bagus juga jadi hidupnya penuh variasi tidak bosan.

SS: Ke depan punya rencana buat acara sejenis misalnya di stasiun TV?

WW: Saya kira, saya tidak punya kemampuan atau energi seperti Effendi Ghazali untuk membuat acara. Kemampuan saya itu sangat spesialis hanya untuk mendengar, mengkomentari, nyeletuk, dan mencoba menampung suara penonton. Kalau saya dianggap ahli bikin mie kangkung, bukan berarti saya bisa bikin restoran dengan 200 meja saya hanya bisa bikin mie kangkung, saya hanya bisa memberikan komentar, melihat secara jernih, tidak ada agenda apa-apa, dan bercerita seadanya.

SS: Respon, atas acara Gubernur Kita ini, selama ini seperti apa?

WW: Itu barangkali lebih baik ditanyakan kepada station, tapi yang saya dengar itu memang termasuk acara yang digemari dari 80 acara Jak-TV, itu masuk No. 8 atau 9 yang No.1 nya Wimar’s World tadi itu, bukannya sombong ya, yang Wimar’s World bukan acara politik. tapi saya diberitahu oleh Bapak Timbo Siahaan yang adalah salah seorang pimpinan station bahwa wah kalau pak Wimar tidak ada itu drop. setiap saya tidak ikut itu drop, jadi memang orang ya ada nilai entertainmentnya atau juga ada nilai dari pertanyaan-pertanyaan yang terhitung polos atau bisa dibilang tajam ya, karena orang tidak senang juga kalau acaranya hanya nyanyi-nyanyi, dan hura-hura, padahal itu acara politik.

SS: Ok, secara on air, Fauzi Bowo tidak pernah datang, tapi kalau misalnya di lain acara ini pak Wimar pernah bertemu dengan Fauzi Bowo?

WW: Saya tidak pernah bertemu barangkali itu salah saya juga karena saya tidak aktif politik, saya selain di Gubernur Kita, tidak mengamati, tidak mengikuti kampanye, tidak juga berhubungan, dengan calon Gubernur yang manapun jadi ya mana saya pernah liat tapi saya diberi tahu oleh kawan-kawan bahwa dia memang, anda mungkin lebih tahu jarang atau tidak pernah berdialog tajam dengan pers. Padahal saya pikir, kalau dia datang di Gubernur Kita saya merasa diri orang yang sopan, saya tidak akan mengada-ngada pertanyaanya, latihan yang baik buat Fauzi Bowo kalau dia terpilih untuk menghadapi pers suatu saat dia harus menghadapi pers dong, kecuali mau kayak Pak Soeharto ngumpetnya selama 20 tahun, sampai dia PD, masa sih...

SS: Bagaimana komentar panelis yang seperti Effendi Ghazali atas pemecatan anda?

WW: Lucunya sejak saya digoyang dan dipecat tidak ada kabar sama sekali Effendi Ghazali, padahal lucu, sampai dengan acara yang terakhir dia itu sangat mendukung saya, jadi saya itu, aneh ini ya Sandra, tidak satu kali pun ditegur atau diperingatkan untuk berubah di acara itu. Jadi yang minta saya berubah tuh kalau suatu malam ada telepon, direksi kirim Martin suruh ketemu saya tapi di acaranya setiap saya bikin jokes ketawa, setiap acara tuh closing statementnya diserahkan pada saya oleh Effendi Ghazali. Terus setiap saya tajam, "sorry nih", mereka bilang, "gak papa WW ini bagus, harus gitu, kita terimakasih pada anda, sebab kami itu tidak ada yang bisa". Saya pulang dengan perasaan yang enak. orang juga takut selamat wakil pimp.nya Effendi Ghazali bilang "Pak Wimar closing statement anda elegan", itu bisa ditanyakan pada mereka, jadi saya merasa menjalankan tugas saya dengan baik begitu, jadi anehlah waktu sekonyong-konyong diberhentikan itu jelas keputusan off air, keputusan di luar acara.

SS: Ok, jadi kembali ke soal pemberhentian anda, jadi selama ini kan sampai tadi, baru menerima pemberitahuan secara lisan?

WW: 7.30 pagi secara telepon. (Senin 21/5)

SS: Kalau begitu, alasan pemberhentian ini apakah memang sudah fix dari Fauzi Bowo yang berkomunikasi langsung kepada....?

WW: Iya ini dijelaskan betul pada pertemuan-pertemuan itu bahwa Pak Fauzi Bowo sangat keberatan karena saya menuduh macam-macam. Saya bilang ya sebetulnya kan tinggal datang dan membantah, lalu tinggal liat siapa yang bener. Terus mereka concern bahwa dia tidak mau datang gitu, jangan-jangan dia tidak mau datang. Saya bilang saya masih baik kalau begitu, tunggu saja saya mau ke negeri Belanda bulan depan, kasih tau mungkin dia datang kalau saya tidak ada. Atau kalau gak saya harus berhenti sama sekali, karena bagaimana ya, kalau dia datang masa saya tidak tanya, masa dia takut ditanya saya di suatu acara TV dimana tidak mungkin kita berkelakuan tidak sopan. kalau saya tidak sopan juga malu sendiri kan? Jadi saya menganggap ini suatu diskusi yang sehat kecuali kalau kegiatan Fauzi Bowo begitu tidak sehatnya sehingga diomongin pun tidak mau.

SS: Kalau ada station lain baik TV atau Radio yang menawarkan acara sejenis Gubernur Kita apa anda masih mau?

WW: Setiap tawaran itu saya akan tanggapi kasus per kasus selama ini berjalan saya hampir tiap hari ditawarin di station lain, walaupun bukan mengenai topik Gubernur Kita ya. Saya kehidupannya adalah dalam komunikasi jadi adalah setengah kewajiban saya, setengah hobi saya untuk berbicara dimana diundang selama saya mengenal subject itu, kalau saya ditanya mengenai topik yang saya tidak tahu ya saya tidak bisa memenuhi, tapi dimana saya diundang saya dateng. Jadi kalau anda yang mengundang acara begini saya akan lihat. Dan saya juga barangkali tidak mau mempersulit orang, saya ingin tanya apakah ada rambu-rambu, karena di Jak TV waktu saya diminta di Wimar’s World saya juga tanya, "Pak, sebelum kita mulai saya mau tanya apa ada rambu politik yang saya harus jaga supaya tidak saya langgar, karena saya tanpa sengaja barangkali bisa mengacaukan rencana anda, saya bukan pejuang murni, kalau anda gak mau repot jadi diberi tahu di awal". "Oh enggak-enggak, anda bebas aja, sekarang kita kan jaman bebas" begitu respon mereka.

SMS dari Pendengar

INTERAKTIF JURNAL 21 RADIO UTANKAYU, 89,2 FM
Senin, 21 Mei 2007
Pkl.21.30 – 22.00 WIB
Host : Sandra Sahelangi
Fokus interaktif: Lantaran mengkritik calon gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Wimar Witoelar diberhentikan sebagai panelis tetap dalam acara talk show 'Gubernur Kita' yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta lokal di Jakarta. Bagaimana komentar anda atas sikap pejabat publik yang masih enggan dikritik di era demokrasi saat ini ?

1. Tidak mau diKRITIK ,ya tidak usah ke POLITIK, tidak mau diberi SARAN , ya pergi saja ke HUTAN -nindya / tebet -+628569100xxxx

2. Blum jd gubernur aja sdh DITAKTOR! Blum lg dana APBD di buat KAMPANYE Serahkan pd AHLINYA , AHLI tilep uang, AHLI membungkam kaum yg KRITIS BENCANA TUK DKI. Tya+628151998xxxx

3. TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN, TETAPI ORANG BODOH MENGHINA HIKMAT DAN DIDIKAN.+628134404xxxx

4. Ini lah Indonesia gaya soehato masih menggurita ditanah air kita sepertinya Foke menjadi Soeharto jilit dua .Bpk Dodo tamah abamg+628138855xxxx

5. ROY Gn sahari, malam mba Sandra, pola tingkah,sepak terjang Fauzi Bowo mulai dari kampanye terselubung di tv,radio,koran,selebaran2,tapi minta hal serupa yg dari calon lain di tertibkan.Itu adalah CURANG ! Sekarang tidak mau menerima keritik itu adalah AROGAN ! Apa calon yg model begini yg mau kita pilih? Kalo ngga golput setidaknya JANGAN pilih FB !+628180683xxxx

6. Bubarkan saja acara gubernur kita,kalau pemilik jak TV takut ama pejabat tertentu.FAIS CWNG.+628180870xxxx

7. Jawabannya, calon tersebut saya himbau utk tdk dipilih oleh rakyat, enny-kemyrn.+628131994xxxx

8. AHMAD JAKARTA BARAT. BELUM JADI GUBERNUR SUDAH UNJUK GIGI, JANGAN2 JADI GUBERNUR NANTI MODEL UTAN KAYU BISA2 MASUK BUI. CAPEK DAH KALAU ADA YG BEGINI+62815984xxxx

9. sautrenasto-mungkin acaranya bung wimar tdk be-rating,apalg cm jack tv pangsa siar stasiunnya kecil. Mungkin terjemahan yg lain wimar sdh tdk "hits" ky dulu +62812184xxxx

10. Ayo kita komentari dg kritik2 Pedas...biar sellular kita diputus jaringannya...ayo sampai pagi !!!*.*ADi jkt+62899906xxxx

11. Gimana mau ada perubahan ?kalau pejabat tidak mau dikritik ! Pejabat seperti itu lbh baik mundur aja !mestinya para pejabat hrs gentelman !kalau salah hrs berani mundur !+628138544xxxx

12. Kritik utk kemaslahatan rakyat banyak, utk kebenaran, keadilan dan kejujuran harus diterima dg bersyukur. Kritik sebaliknya bisa dikonter.IQSQEQ perlu.Edydepok +62812873xxxx

13. SETO, klp gding: Prihatin! Setlah era bredel media lewat, msh bnyak pejabat berdarah orba yg gemar mngintrvensi media hny krn kritikn. Bila jkt dipimpin pjabat model begini, alamat jkt tetap akan kebanjiran & saya trpaksa beli perahu karet.@+628151001xxxx

14. Arif Kelapa2 Bang OZY baru jadi calon ude bertingke,ati2 rakyat udé pinter2 padhe nyoo' +62856787xxxx

15. (DONNY@PD.Bambu) Inikah yg dikatakan rezim yg tegakkan HAM&Demokrasi?

Mari tanyakan kpd SBY&JK Kmnkah para prodemokrasi yg dlu berkoar2? kmi muak dngn ini smua!+628521565xxxx

16. Mmbrhentikan Wilmar krn mngritik, salah bsar! Dimana letak DEMOKRASI.. Kalau mau jadi tokoh dn pmimpin hrs mnelaah kritik utk kmajuan negara dong.. Emangnya manusia pintar itu sdh smpurna? Oma djohan. Jaksel.+6281715xxxx

17. Pa Ahmadjani jkt bila dikritik murka.ketiaknya pasti wangi tapi anda jangan deket2 nanti mabok obatnya pil antimo ! Tksih+628131415xxxx

18. Warto,cijantung.waduh tdnya sya simpati pd bp fauzi,klo ga mau d kritik gimana nantinya?k yg lainya aja deh.+628131733xxxx

19. Jgn memilih Foke nanti, pilihlah Sarwono atau Golput saja, ok? Hidup demokrasi. Fr Donny, jkt.+6281816xxxx

20. Kalau orang bijak tidak mau di kritik tergolong kemauan sakit,sebab kritikan ada manfa at buat orang bijak akan bertambah bijak. TEDDY DEPOK+628131046xxxx

21. sautrenasto: sori td sms pertama salah. Ternyata ini pberhentian yg ke2 dr Jak TV.Ok bung Wimar jgn nyerah tiru Efendy Gozali yg mgkritik dg bhs parodi.mksh +62812184xxxx

22. Kalo pejabat publik tdk suka dikritik berarti ia bukan pemimpin sejati, namun dikritik itu memang gak enak kok..! Tks Taufan kuntoadji, jaksel.+62817636xxxx

23. Nah! Itu "semoga pilkada berjalan sukses dan damai",gitukan iklannya Fauzi Bowo sama Bang Yos.Huahahaha pilih dan tusuk bang Bowo sampai ko-it! Dari Dito Utan Kayu+62856817xxxx

24. Mnrt sy p F B ga siap kalo dikritik,nanti sy piih AD aja.Tks bagus jkt+62812832xxxx

25. (firman) ya klo memang gak mau di kritik,klo mang bnr2 kagak korup ya pantas,tp knp pake mecat2 sgla. Lha wong kta hdp hrs saling membagi,bkn pake cara seperti itu+628151068xxxx

26. Yusup jakut.Calon gubernur,Fausi wibowo pertanda sang calon gubernur tsb bukanlah figur calon gubenur jkt yg tepat dipilih warga jkt,pilih aja calon yg lain !+62217158xxxx

27. Mestinya klo pa wilmar hny ingin jd pngeritik ya gak usah dong mau diajak gus dur utk jd men tri wkt itu+628133930xxxx

28. Baru calon gub aja tdk mau di kritik bgamana nanti klau sdh jd gubernur,inilah pilian parte poli tik bukan pilihan rakyat,Riyanto bks.+628138199xxxx

29. Dari sito klender, jaman reformasi media masih dintervensi?Fauzi bowo? ..Buang aja kehutan+62815990xxxx

30. AssWW.SAIFUL-dKEMANG.BungWIMAR maju terus dong..Klo mndur makin terasa melembaganya otoriter r tuh calon yg sombong & "RAKUS MANFAATIN FASILITAS NEGARA",Maju terus BUNG!!

31. 3 berkat yang telah disediakan oleh TUHAN. 1 ) sy tlh di lhr kan di Dunia 2) sy bkrj & hak sy trm gj , 3 ) berkat yang ada di atas kepala saya yang harus saya meloncat loncat dan hanya loncat lebih tinggi seperti bintang NBA Mickhel Jordan ia lari & kejar bola dan meloncati gala lalu bola dimasukan, spectakuler !. Maju terus bang wimar ...Gamter Tg priok Jakut+628138950xxxx

Selamat Datang CAGUB AROGAN !!!

Hancurkan...!!! Arogansi Birokrasi

Birokasi Untuk kepentingan Pribadi....